Minggu, 06 Maret 2016
“BERJALAN BERSAMA KRISTUS MAKIN LAMA
MAKIN KUAT”
Saudara-saudara, dalam Roma 2 : 4 ada tiga (3) poin penting yang harus tetap kita hargai :
1. Kekayaan kemurahan Tuhan,
2. Kesabaran dan
3. Kelapangan hati-Nya.
Ini
adalah berbicara kasih Tuhan yang begitu besar yang telah diberikan-Nya
kepada manusia. Sekalipun manusia telah berdosa dan sebanyak apapun
kejahatan atau pelanggaran yang telah dilakukan, kasih Tuhan sanggup
mengampuni. Karena Tuhan itu kaya dengan kemurahan, maka Ia tidak akan
menahan kemurahan-Nya kepada setiap orang yang membutuhkannya. Karena
Tuhan itu sabar, maka Ia tetap menunggu manusia itu sadar dan bertobat
dan datang kepada Tuhan.
Dan
karena kelapangan hati Tuhanlah maka Ia sanggup menerima kita dari
segala latar belakang suku dan bangsa untuk dijadikan sebagai umat
kepunyaan Tuhan. Tuhan akan membalas setiap orang menurut perbuatannya
sendiri.
- hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari
kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan. Tuhan akan memberikan
kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera kepada setiap orang yang tekun
berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.
- murka dan geram kepada mereka yang tidak menghargai kekayaan
kemurahan Tuhan, kesabaran maupun kelapangan hati-Nya. Murka dan geram
ini akan diberikan Tuhan kepada mereka yang hanya mencari kepentingan
diri sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada
kelaliman dan lebih menuruti kepentingan diri sendiri.
Tiga
poin penting ini menjadi dasar supaya kita bisa diselamatkan oleh Tuhan
dari murka yang akan datang menimpa dunia ini, supaya kita diselamat
kan dari dosa dan maut. Sebab jika kita tetap menghargai kekayaan
kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati Tuhan, maka kita akan tetap
berada di dalam kehendak Tuhan. Kita akan tetap berada dalam ruang
lingkup pekerjaan Tuhan, yaitu Tuhan ingin menyelesaikan pekerjaan-Nya
atau apa yang telah ditentukan oleh Tuhan bagi setiap orang yang
hidupnya berkenan kepada Tuhan. Pada puncaknya Tuhan mau menjadikan
gereja-Nya menjadi tubuh Kristus yang dikuduskan dan disempurnakan
sampai menjadi sama seperti Kristus. Jadi Tuhan mau menyelesaikan
pekerjaan-Nya di dalam hidup kita : menjadikan kita sebagai tubuh
Kristus.
Kitab
Ayub adalah kitab yang menceritakan tentang penderitaan yang dialami
Ayub, yaitu penderitaan yang begitu besar dan berat. Ayub itu adalah
seorang yang saleh, takut akan Tuhan, jujur dan selalu menjauhi
kejahatan. Tetapi yang diijinkan Tuhan mengalami penderitaan yang begitu
berat seoleh-oleh Ayub tidak diperhatikan oleh Tuhan. Namun perlu kita
ketahui ketika Ayub mengalami beban penderitaan yang begitu berat bukan
karena keinginan Tuhan. Tetapi karena Iblis yang tidak suka melihat Ayub
bahagia, tidak suka melihat Ayub dipelihara dan diberkati oleh Tuhan.
Maka ketika pada suatu hari anak-anak Allah menghadap Tuhan dan diantara
mereka datanglah juga Iblis.
Lalu terjadilah percakapan antara Tuhan dengan Iblis, dan Tuhan bertanya
apakah Iblis memperhati-kan Ayub sebab tiada seorang pun di bumi
seperti dia yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan
menjauhi kejahatan. Setelah Tuhan bertanya demikian maka Iblis pun
mempergunakan kesempatan itu untuk mencobai Ayub dengan membuat
pencobaan dan penderitaan yang begitu berat.
Lalu
Tuhan mengijinkan Iblis menjamah Ayub dan segala yang dipunyai Ayub,
hanya Iblis tidak boleh mengulurkan tangannya untuk mengambil nyawa
Ayub. Dengan senang hati Iblis pun langsung turun ke bumi dan menjamah
Ayub dan segala yang dimiliki oleh Ayub.
- Ayub orang yang paling kaya disebelah timur menjadi miskin sebab segala hartanya dijamah oleh Iblis.
- kesepuluh anak-anak Ayub mati
-
Ayub mengalami sakit penyakit yang begitu parah yaitu barah yang busuk
mulai dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
Ayub seorang yang demikian saleh diijinkan oleh Tuhan dijamah oleh Iblis
dengan mendatangkan penderitaan yang begitu berat. Namun demikian bukan
berarti Tuhan itu salah bertindak dengan mengijinkan Iblis menjamah
Ayub dan bukan berarti Tuhan tidak memperhitungkan kesalehan Ayub.
Justru dibalik semua yang dialami Ayub ini dapat kita lihat sesungguhnya
Tuhan punya maksud dan tujuan yang begitu luar biasa. Yaitu Tuhan mau menyelesai-kan segala pekerjaan-Nya di dalam diri Ayub.
Ternyata menjadi orang yang saleh dan jujur saja belum cukup, bahkan
sekalipun takut akan Allah dan menjauhi kejahatan pun belum cukup.
Penderitaan
itu punya arti dan tujuan yang begitu jelas, yaitu Tuhan mau
menunjukkan kuasa-Nya yang sanggup memberi pertolongan kepada semua
orang yang sedang dicobai oleh Iblis.
Kitab Ayub yang menceritakan segala penderitaan yang dialami oleh Ayub
ini punya tujuan : supaya manusia menyadari bahwa tidak ada seorang pun
manusia yang lebih benar dari Allah dan tidak ada seorang pun yang lebih
suci dari Allah. Ayub 14 : 17 begitu jelas firman Tuhan menyimpulkan bahwa :
- manusia tidak mungkin lebih benar dari Allah
-
manusia tidak mungkin lebih tahir atau lebih
suci dari Allah.
Maka sekalipun orang sesaleh Ayub diijinkan oleh Allah mengalami beban
penderitaan yang begitu berat, Tuhan tidak salah bertindak.
Dan sekalipun Ayub kehilangan harta dan kehilangan kesepuluh nyawa anaknya, Tuhan juga tidak salah bertindak. Ayub 33 : 15 - 22
maksud dari semua yang dialami oleh Ayub itu adalah Tuhan mau
melenyapkan kesombongan dari tengah-tengah manusia. Sebab yang menjadi
persoalan terbesar di dalam diri manusia adalah dirinya sendiri, yaitu
kesombongan atau keakuan yang ada pada manusia itu sendiri.
Tuhan
tahu bahwa kesombongan ini merupakan penghalang utama sehingga manusia
tidak bisa mengenal Allah dengan baik dan benar. Dan
kesombongan/keangkuhan ini akan menghalangi pekerjaan Tuhan di dalam
dirinya, menghalangi pengenalannya akan Tuhan, sehingga manusia sering
terjebak tidak menghargai kebesarah kemurahan Tuhan, kesabaran atau
kelapangan hati-Nya. Tuhan Allah mengijinkan Ayub mengalami penderitaan
yang begitu berat supaya pekerjaan Tuhan di dalam diri Ayub
terselesaikan. Ternyata di mata Tuhan kesalehan itu belum cukup harus
ditambah lagi dengan penderitaan.
Saudara-saudara apa yang dialami oleh Ayub ini juga hampir sama dengan
yang dialami oleh nabi Yeremia. Ratapan 3 : 6 - 8 beberapa
kejadian yang dialami oleh nabi Yeremia : Tuhan yang menempatkan nabi
Yeremia di tempat yang gelap seperti orang yang sudah lama mati.
Tuhan
sendiri yang menutup jalan keluar dan yang mengikatnya dengan rantai
yang berat dan seolah-olah Tuhan tidak mendengar atau menjawab doanya.
Kalau kita lihat orang-orang seperti Ayub dan nabi Yeremia yang
diijinkan oleh Tuhan mengalami penderitaan yang begitu berat, bukanlah
karena dosa atau kejahatan mereka. Tetapi supaya pekerjaan Tuhan
dinyatakan yang sanngup menolong setiap orang yang sedang dicobai. Jadi
jika keadaan yang demikian juga sedang kita alami, kita harus percaya
kepada Tuhan dan akan melihat pekerjaan-Nya dinyatakan di dalam hidup
kita. Tuhan juga mau menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita, yaitu menjadikan kita sebagai umat kepunyaan Tuhan sendiri.
Tuhan Yesus Kristus akan terus menunjukkan penyertaan-Nya supaya di
tengah perjalanan kita yang sedang menuju sorga mendapat kekuatan yang
baru sampai berhasil.
Minggu, 13 Maret 2016
Minggu, 13 Maret 2016
“BERJALAN BERSAMA KRISTUS MAKIN LAMA
MAKIN KUAT”
Puji Tuhan! Betapa hebat kuasa Tuhan Yesus yang bekerja bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya sebab Tuhan yang menguatkan dan menjamin hidup kita. Asal tetap percaya dan berada dalam ibadah dan penggembalaan yang benar maka seluruh hidup mendapat jaminan pemeliharan dari Tuhan. Satu sikap yang harus kita jauhkan : jangan pernah menganggap enteng akan kekayaan kemurahan Tuhan, kesabaran dan kelapangan hati-Nya. Kita harus menyadari bahwa hidup ini sepenuhnya ada di tangan Tuhan dan tanpa Tuhan hidup kita tidak ada apa-apanya. Kalau kita terus menghargai kekayaan kemurahan Tuhan, kesabaran dan kelapangan hati-Nya maka Tuhan akan membuat kita berhasil mencapai apa yang kita harapkan. Tuhan juga akan membuat kita menjadi jemaat yang tahan berdiri walau di tengah badai.
Ibrani 12 : 26 - 29 firman Tuhan memperlihatkan kepada kita pekerjaan yang akan dilakukan-Nya pada zaman akhir, yaitu menjelang kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Yaitu Tuhan akan menggoncakan bukan hanya bumi saja melainkan langit juga. Dan kalau Tuhan menggoncangkan langit dan bumi tentu ada tujuannya, yaitu untuk menetapkan orang-orang yang layak menerima kerajaan yang tidak tergon-cangkan. Dan kerajaan yang tidak tergoncangkan ini adalah menunjuk kepada hidup kekal bersama dengan Yesus Kristus di dalam kerajaan sorga. Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu tempatnya bukan di bumi dan juga bukan di langit sebab langit dan bumi ini akan hilang lenyap.
Semua kerajaan di bumi akan tergoncang, tidak ada satupun yang dapat bertahan jika Tuhan sudah mendatangkan malapetaka demi malapetaka yang akan menimpa dunia ini. Tetapi kerajaan yang tidak tergoncangkan itu tempatnya adalah di sorga, yaitu tempat yang disediakan oleh Tuhan bagi setiap orang yang tetap berada dalam kebenaran. Kalau langit dan bumi yang dapat tergoncangkan ini suatu kali akan terjadi perubahan karena sifatnya tidak kekal. Tetapi Tuhan Allah sudah menjadikan atau menyediakan satu tempat yang tidak dapat tergoncangkan oleh apapun karena ia telah dijadikan supaya tinggal tetap.
Karena itu kalau kita rindu untuk mendapatkan kerajaan yang tidak tergoncangkan itu maka kita harus : mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Mengapa kita harus beribadah kepada Tuhan menurut cara yang berkenan kepada-Nya? Sebab pada zaman akhir ini sudah banyak ibadah yang dibuat-buat sepertinya penuh hikmat tetap Tuhan tidak ada di dalamnya. Beribadah yang benar itu harus disertai dengan hormat dan takut sebab Allah itu adalah api yang menghanguskan. Allah akan membinasakan setiap orang yang beribadah tetapi tidak dengan hormat dan takut, tetapi Tuhan akan memberikan hidup yang kekal kepada setiap orang yang beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya. Jadi tujuan goncangan itu adalah supaya nampak mana gereja-gereja atau jemaat-jemaat yang tidak goyah imannya.
Karena itu kalau kita rindu menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan atau menjadi jemaat yang tidak goyah imannya oleh apapun, kita perlu mempelajari tentang kehidupan Ayub yang diijinkan oleh Tuhan mengalami beban penderitaan yang begitu berat. Penderitaan yang dialami Ayub ini bagaikan sesuatu yang terjadi untuk menggoncangkan imannya, menggoncangkan pendirian atau kepercayaannya kepada Tuhan. Itu sebabnya beban penderitaan yang dialami Ayub ini begitu besar dan berat. Itu sebabnya banyak orang takut mendengar atau mengkhotbah-kan tentang penderitaan yang dialami oleh Ayub ini. Sebab penderitaan itu memang sangat berat dan begitu luar biasa pendetitaan yang harus dialaminya. Bayangkan kalau orang seperti Ayub yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan yang senantiasa menjauhi kejahatan harus mengalami beban penderitaan yang begitu berat. Jadi Ayub itu diuji bukan karena kesalahan atau karena dosanya, tetapi justru karena kesalehannya.
Itu sebabnya kitab Ayub adalah kitab yang menceri-takan tentang penderitaan yang dialami oleh Ayub. Tetapi Tuhan mengijinkan Ayub mengalami penderitaan yang begitu berat karena ada maksud dan tujuan Tuhan yang begitu besar di dalam hidupnya. Yaitu : Tuhan Allah mau menyelesaikan apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan atas Ayub (Ayub 23 : 14). Maka dengan seijin Tuhan Ayub mengalami ujian yang begitu berat. Dengan seijin Tuhan, Iblis menjamah hartanya sehingga Ayub yang dahulu orang yang paling kaya di timur menjadi kehilangan semua harta kekayaannya. Iblis juga menjamah anak-anaknya dan juga tubuhnya sehinga Ayub mengalami sakit penyakit yang begitu parah. Dan Ayub dijamah oleh Iblis karena Tuhan sendiri yang mempromosikan atau memuji kesalehan Ayub di depan Iblis. Kita bisa melihat Ayub 1 : 6 - 12 yang menceritakan tentang perbincangan antara Allah dengan Iblis dan bagaimana Allah memuji kesalehan Ayub sebab tidak seorang pun di bumi yang seperti dia. Inilah yang asal mula Ayub diuji, dan inilah yang menjadi penyebab mengapa Iblis mendatangkan beban penderitaan yang begitu berat kepada Ayub. Sebab Iblis begitu cemburu dan tidak senang kalau ada orang yang seperti Ayub, saleh, jujur, takut akan Tuhan dan yang selalu menjauhi kejahatan.
Tetapi kita tidak perlu takut mendengar firman Tuhan tentang penderitaan Ayub ini, kita tidak perlu takut apabila Tuhan mengijinkan kita diuji oleh Iblis. Sebab kita sudah tahu sekarang bahwa tujuan ujian itu adalah Tuhan mau menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita. Menjadi orang saleh saja tidak cukup, menjadi orang jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan pun juga ternyata belum cukup. Supaya pekerjaan Tuhan terselesaikan di dalam hidup kita, Tuhan akan mengijinkan kita diuji oleh Iblis. Yaitu lewat berbagai-bagai goncangan, himpitan ekonomi maupun lewat sakit penyakit. Di atas semua kita harus percaya bahwa Tuhan punya tujuan yang benar, yaitu Tuhan mau menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita.
Roma 14 : 17 - 18 firman Tuhan menjelaskan bahwa kerajaan sorga itu bukan soal makanan atau minuman, tetapi soal sukacita, damai sejahtera dan kebenaran. Artinya kalau Tuhan mau menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita, Tuhan sedang menyediakan perkara yang jauh lebih berharga dari segala yang ada di dalam dunia ini, yaitu beroleh hidup yang kekal. Sukacita, damai sejahtera dan kebenaran ini datangnya bukan dari dunia tetapi sepenuhnya dikerjakan dan diberikan oleh Roh Tuhan. Tujuannya bukan saja diberkati secara lahiriah, tetapi Tuhan akan membuat kita menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan dan dihormati oleh manusia.
Itu sebabnya setelah Ayub menyadari semua pekerjaan Tuhan yang dialaminya lewat penderitaannya, Ayub pun mengaku bahwa Tuhan sedang bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam dirinya. Dan setelah Tuhan melihat bahwa penderitaan Ayub itu sudah cukup maka Tuhan pun memulihkan keadaan Ayub dab Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu. Ayub juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Jadi kalau kita mempelajari kehidupan tentang penderitaan yang dialami oleh Ayub ini, kita tidak perlu takut. Sebab kita sudah melihat sekalipun mengalami penderitaan yang begitu berat, Tuhan sanggup memulihkan segala keadaan. Kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup memulih-kan segala keadaan, sanggup memberkati kita semua.
Minggu, 20 Maret 2016
Minggu, 20 Maret 2016
“BERJALAN BERSAMA KRISTUS MAKIN LAMA
MAKIN KUAT”
Ayub 23 : 13 - 14 di tengah-tengah penderitaan itu barulah Ayub menyadari bahwa :
- Tuhan Allah tidak pernah berubah, sebab apa
dikehendaki-Nya pasti dilaksanakan dan tidak
ada seorang pun yang dapat menghalangi.
- Apa yang sudah ditetapkan Allah atas manusia
akan dikerjakan-Nya sampai selesai.
Dan
untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan di dalam diri Ayub tidak cukup
hanya menjadikan Ayub seorang yang saleh dan jujur, dan juga belum cukup
kalau sudah menjadi orang yang takut akan Allah dan menjauhi segala
kejahatan. Sebenarnya dalam Ayub 3 : 25
Ayub sudah tahu bahwa ia bakal diuji, itu sebabnya Ayub mengatakan apa
yang paling ditakutkan justru itulah yang menimpanya dan apa yang paling
dicemaskan justru itulah yang mendatanginya.
Jadi
dari perkataan Ayub ini dapat kita ketahui bahwa Ayub akan mengalami
cobaan atau ujian yang sangat berat. Dan tentunya kelebihan seseorang
kalau sudah mengetahui bahwa ia akan dicobai atau diuji, tentu ia akan
mempersiapkan dirinya dan tahu apa yang akan dilakukannya supaya tetap
bertahan dalam Tuhan. Dan pada pasal 23 barulah Ayub mengetahui bahwa
dibalik semua pencobaan dan penderitaan itu ada maksud dan tujuan Tuhan
yang luar biasa yaitu Tuhan mau menyelesaikan segala pekerjaan-Nya di
dalam diri Ayub. Kemudian pada pasal 42 setelah Tuhan Allah melihat
penderitaan Ayub sudah cukup maka Tuhan pun memulihkan keadaan Ayub
lebih dari yang dipunyainya dahulu.
Karena
itu sebagai jemaat maupuan sebagai pelayan Tuhan, kita tidak perlu
takut apabila mendengar firman Tuhan yang memberitakan tentang
penderitaan. Sebab kebanyakan orang tidak suka mendengar pemberitaan
firman tentang penderitaan bahkan tidak sedikit orang takut
mendengarnya. Bahkan kalau kita lihat kebanyakan gereja-gereja dalam
pemberitaannya lebih menonjolkan berkat-berkat atau kesuksesan. Mereka
takut kalau-kalau orang yang mendengar nya menjadi takut lalu tidak
datang lagi beribadah.
Tetapi
syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala jemaat yang telah memberikan
kepada kita firman pengajaran mempelai yang Alkitabiah. Sebab lewat
firman pengajaran ini kita diberi firman yang dibukakan rahasianya
sehingga kita dapat mengenal pribadi Tuhan dan mengerti segala pekerjaan
Tuhan di dalam hidup kita. Bahwa di balik ujian dan penderitaan yang
begitu berat pun ada maksud dan tujuan Tuhan untuk membentuk kita
semua. Dibalik penderitaan atau kesukaran itu Tuhan sedang bekerja untuk
menyelesaikan segala pekerjaan-Nya. Jadi kita tidak perlu takut
mendengar atau bahkan menerima penderitaan sebab kita sudah tahu bahwa
Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan.
Kita perlu mempelajari tentang penderitaan yang dialami oleh Yesus yang datang ke dalam dunia sebagai manusia. Ibrani 5 : 8 firman Tuhan menjelas kan tentang ketaatan Yesus sebagai Anak dari apa yang harus diderita-Nya.
Sebagai
Anak, Yesus telah menunjukkan ketaatan-Nya sekalipun Ia harus menderita
bahkan sampai mati di atas kayu salib. Sebab di balik penderitaan-Nya
sebagai Anak, Yesus sedang mengerjakan visi untuk melepaskan manusia
dari dosa dan menyelamatkannya dari maut. Itu sebabnya sekalipun Yesus
harus menderita tetapi Ia taat dari apa yang harus diderita-Nya. Ibrani 2 : 10 - 11
sebab ternyata penderitaan itu adalah cara Allah sendiri untuk
menyempurnakan Yesus. Jadi Yesus sendiri sebagai teladan bagi semua
orang percaya bisa sampai kepada kesempurnaan-Nya setelah melalui proses
penderitaan.
Dan
setelah Allah menyempur-nakan Yesus melalui penderitaan, maka Ia pun
menjadi pemimpin bagi banyak orang supaya mendapatkan keselamatan.
Karena itu Yesus pun menguduskan mereka yang dikuduskan supaya kita bisa
disebut berasal dari satu, yaitu karena kita mau meneladani Yesus
Kristus. Oleh karena Yesus telah menderita karena pencobaan maka Ia pun
dapat menyelamatkan atau menolong mereka yang sedang dalam pencobaan.
Maka firman Tuhan dalam kitab Ayub 14 : 1 mengatakan
bahwa manusia yang lahir dari perempuan singkat umurnya dan penuh
kegelisahan. Firman Tuhan ini dengan tegas menyatakan kepada kita bahwa
tidak seorang pun manusia yang bisa lepas dari yang namanya penderitaan.
Tetapi kita tidak perlu takut sebab kita sudah mengetahui dengan pasti
bahwa lewat penderitaan itu Tuhan sedang bekerja untuk menyelesaikan
pekerjaan-Nya di dalam hidup kita.
Filipi 3 : 10 - 11 supaya kita bisa bertahan dalam penderitaan kita harus sama seperti rasul Paulus yang menghendaki :
Mengenal Kristus dalam kuasa kebangkitan-Nya dan persekuruan dalam penderitaan-Nya.
Paulus
sebagai rasul Kristus sangat mengerti makna yang tersembunyi di balik
penderitaan tersebut. Itu sebabnya tanpa ragu atau takut rasul Paulus
menyatakan tentang kerinduannya yang menghen-daki mengenal Kristus
sekalipun harus melewati penderitaan. Rasul Paulus percaya jika ia sudah
mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, berarti ia sudah mengambil bagian dalam penderitaan
Kristus menjadi sama dengan Dia dalam kematian-Nya.
Dan
kalau sudah sama dengan Kristus dalam penderitaan dan kematian-Nya,
pada akhirnya juga akan beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Dengan demikian dibalik penderitaan itu nyata rencana Tuhan yang besar
dalam hidup kita, Tuhan sedang mengajak kita supaya sama dengan Dia
dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Dan
kalau kita sudah sama dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya
maka kita juga akan sama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya di sorga.
Karena
itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus lebih sungguh-sungguh lagi
melakukan ibadah-ibadah supaya kita bisa menjadi pelaku-pelaku firman
Tuhan. Jangan hanya percaya saja, jangan puas kalau hanya sebatas orang
kudus saja tetapi harus kita tingkatkan sampai kita masuk ke dalam
kesempurnaan. Firman Tuhan dalam Yeremia 17 : 5 menjelaskan tiga poin yang merupakan dosa yang sangat dibenci oleh Tuhan :
- mengandalkan manusia
- mengandalkan kekuatannya sendiri
- hatinya jauh dari Tuhan
Tiga
poin ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhan sebab
ketiga poin ini menjadi dosa dalam hidup manusia. Jika ada orang lebih
mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri, berarti orang yang
seperti ini adalah orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Dan kalau ada
orang mengaku sebagai orang Kristen tetapi hatinya jauh dari Tuhan,
berarti ia tidak mengasihi Tuhan. Itu sebabnya mengandalkan manusia saja
atau mengandalkan kekuatannya sendiri sudah menjadi dosa apalagi kalau
hatinya sudah jauh dari Tuhan.
Biasanya
kalau ada orang yang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri, itu
terjadi karena ia tidak tahan menghadapi persoalan atau penderitaannya
lalu ia mencoba mencari jalan keluar kepada orang lain. Dan karena ia
merasa tidak ada jalan keluar maka selanjutnya hatinya pun jauh dari
Tuhan. Kita bisa saja mengalami persoalan demi persoalan tetapi kita
harus tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. Hati kita harus tetap
tertuju kepada Tuhan, harus tetap mengasihi Tuhan. Maka Tuhan akan
memberi kekuatan supaya sekalipun kita berjalan tetapi berjalan makin
lama makin kuat. Sebab kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan, maka
penderitaan itu akan terasa ringan sebab tangan Tuhan turut menopang.
Minggu, 27 Maret 2016
Saudara-saudara, kita bisa berjalan makin lama makin kuat apabila kita tetap berada di dalam Kristus. Sebab apabila kita sudah berada di dalam Kristus maka Ia akan memberikan kuasa-Nya yang mengalir di dalam hidup kita. Dengan berjalan bersama dengan Kristus maka kita akan dipimpin, dibela dan dipelihara oleh Tuhan dengan sempurna. Daud adalah contoh orang yang berjalan makin lama makin kuat sebab Tuhan selalu menyertainya dan memberi kemenangan ke manapun ia pergi berperang. Daud seorang yang suka bertanya-tanya kepada Tuhan sebelum ia bertindak atau sebelum ia pergi berperang menghadapi musuh-musuhnya. Daud itu juga seorang yang suka dengar-dengaran akan firman Tuhan, seorang yang suka tinggal di dalam rumah Tuhan.
Sedangkan Saul adalah contoh orang yang berjalan makin lama makin lemah, seorang yang dihinggapi oleh perasaan takut. Sekalipun ia raja Israel dan dikelilingi oleh banyak prajurit Israel tetapi Saul itu tidak tenang dalam hidupnya. Penyebabnya karena Saul itu bukanlah seorang yang suka mengandalkan Tuhan, tidak suka dengar-dengaran akan firman Tuhan dan tidak suka bersekutu dengan Tuhan.
Maka tidak heran kalau Tuhan tidak menyertainya Saul. Sebenarnya dalam penderitaan Daud lebih banyak mengalami penderitaan dari pada Saul. Sejak Daud masih di rumah bapaknya bahkan setelah ia menjadi raja sudah terbiasa mengalami penderitaan. Jadi penderitaan yang dialami oleh Daud jauh lebih berat dari pada yang dialami oleh raja Saul.
Tetapi karena Daud seorang yang suka dengar-dengaran akan firman Tuhan, suka bertanya kepada Tuhan dan selalu berada di dalam rumah Tuhan maka Daud selalu disertai, dilindungi, dibela dan diberkati oleh Tuhan.
Apa yang dialami oleh Daud ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Ayub. Ayub seorang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan senantiasa menjauhi kejahatan, seorang yang berkenan kepada Tuhan. Namun demikian kalau kita lihat Ayub masih diijinkan oleh Tuhan dijamah atau dicobai oleh Iblis. Iblis menjamah hartanya, anak-anaknya bahkan juga menjamah tubuhnya dengan penyakit barah yang begitu parah. Penderitaan yang dialami Ayub ini begitu parah dan begitu berat. Memang di tengah-tengah penderitaan itu Ayub sempat bersungut-sungut bahkan sampai mengutuki hari kelahirannya. Tetapi pada akhirnya Ayub berhasil bertahan dalam imannya sampai ia dipulihkan kembali oleh Allah lebih dari yang sebelumnya. Ada beberapa hal penting yang dilakukan
oleh Ayub :
- Ayub 29 : 14 - 1 6 berpakaian kebenaran, menjadi mata bagi orang buta, menjadi kaki bagi orang lumpuh, menjadi bapa bagi orang miskin dan suka membela perkara orang lain.
- Ayub 31 : 13 - 15 tidak mengabaikan hak budak laki-laki dan perempuan dan tidak mau berperkara dengan mereka.
Penderitaan yang dialami oleh Ayub tidak membuatnya jauh dari kasih karunia Tuhan.
Pada zaman akhir ini gereja Tuhan juga akan diijinkan oleh Tuhan mengalami berbagai-bagai penderitaan sesuai dengan kegenapan firman yang telah dinubuatkan. Bahwa pada hari-hari terakhir, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya akan datang masa-masa yang sukar. Pada zaman akhir ini akan datang penderitaan yang sangat berat seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi lewat cerita tentang Ayub kita bisa mengerti bahwa di balik penderitaan itu Tuhan sedang bekerja untuk menyatakan segala kehendak dan rencana-Nya di dalam hidup kita. Bahwa lewat penderitaan itu Tuhan sedang bekerja untuk menyelasaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita. Yaitu untuk mendatangkan keselamatan kepada semua orang yang mau percaya kepada-Nya.
Maka ketika Yesus datang ke dalam dunia sebagai manusia, Yesus juga mengalami penderitaan yang begitu berat, baik dari orang-orang Yahudi, dari imam-imam kepala, dari orang-orang Farisi maupun dari orang-orang Saduki. Sejak Yesus ditangkap di taman Getsemani, penderitaan yang dialami Yesus begitu berat, Ia dihina, diludahi, ditampar/ditinju, dicambuk, dimahkotai duri dan terakhir disalibkan sampai Ia mati. Dan semua penderitaan yang dialami oleh Yesus ini ada maksud dan tujuannya, yaitu lewat kematian Yesus maka pekerjaan Tuhan akan terselesaikan di dalam hidup semua orang yang mau percaya kepada-Nya. Dan pekerjaan Tuhan itu ialah penyelamatan, Yesus adalah Anak Domba Paskah yang disediakan Allah untuk disembelih supaya oleh darah-Nya terjadi pendamaian bagi semua orang. Jadi di dalam penderitaan-Nya sesungguhnya Tuhan Allah sedang menyelesaikan pekerjaan-Nya demi penyelamatan manusia dari dosa-dosa mereka. Lewat penderitaan dan kematian Yesus semua orang berdosa beroleh pengampunan dan diperdamaikan dengan Bapa di sorga.
Karena itu paskah bagi kita merupakan berkat terbesar sebab lewat paskah Tuhan Allah telah menunjukkan kasih Allah yang begitu besar kepada semua orang dan semua bangsa. Dan lewat paskah Yesus telah merelakan diri-Nya mati di kayu salib sebagai jalan pendamaian kepada semua orang. Kuncinya : kita harus percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Saudara-saudara, dalam Alkitab ada dua hal yang disebut sakral atau sakramen : babtisan dan perjamuan kudus. Babtisan : semua orang yang sudah percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat harus memberi diri untuk dibabtiskan. Sebab babtisan ini dilakukan tidak kepada semua orang, tetapi hanya kepada mereka yang mau percaya yang benar dan bertobat yang benar. Karena babtisan itu adalah sakral atau sakramen maka orang-orang yang melakukannya juga harus disertai dengan pengertian yang benar supaya jangan salah. Sebab banyak orang salah mengartikannya bahkan salah melakukannya sehingga anak-anak atau orang-orang yang belum percaya dan bertobat pun dibabtiskan. Markus 16 : 16; Kisah Para Rasul 2 : 38 firman Tuhan menjelaskan orang-orang yang dibabtis itu adalah orang-orang yang sudah percaya yang benar dan juga mau bertobat yang benar.
Kemudian perjamuan kudus juga disebut sakral atau sakramen sebab tidak sembarangan orang bisa melakukannya. 1 Korintus 11 : 25 - 30 firman Tuhan menjelaskan perjamuan kudus itu harus dilakukan dengan cara yang benar, tidak boleh sembarangan atau main-main. Sebab dengan melakukan perjamuan kudus sebenarnya kita sedang memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali. Maka barangsiapa dengan cara yang tidak layak, atau melakukannya dengan tidak sungguh-sungguh, maka ia sudah berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu setiap kali kita mau melakukan perjamuan kudus hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan anggur. Karena barangsiapa makan roti dan minum dari cawan anggur dengan cara yang tidak layak, ia sedang mendatangkan hukuman atas dirinya. Tetapi kalau kita sudah lebih dahulu menguji diri kita sendiri maka hukuman tidak akan menimpa kita lagi sebab kalau ada sesuatu perbuatan yang berdosa lebih dahulu kita sudah menyelesaikannya kepada Tuhan. Karena itu paskah tahun 2016 ini mari kita hargai dan kita junjung tinggi korban Kristus yang telah menyelamat-kan kita dari dosa dan maut. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati menjadi bukti betapa hebat kuasa penebusan yang telah dikerjakan Yesus bagi kita. Lewat kematian dan kebangkita Yesus, kita telah diperdamaikan dengan Allah dan diterima sebagai jemaat-jemaat Tuhan.
Minggu, 27 Maret 2016
“BERJALAN BERSAMA KRISTUS MAKIN LAMA MAKIN KUAT”
Sedangkan Saul adalah contoh orang yang berjalan makin lama makin lemah, seorang yang dihinggapi oleh perasaan takut. Sekalipun ia raja Israel dan dikelilingi oleh banyak prajurit Israel tetapi Saul itu tidak tenang dalam hidupnya. Penyebabnya karena Saul itu bukanlah seorang yang suka mengandalkan Tuhan, tidak suka dengar-dengaran akan firman Tuhan dan tidak suka bersekutu dengan Tuhan.
Maka tidak heran kalau Tuhan tidak menyertainya Saul. Sebenarnya dalam penderitaan Daud lebih banyak mengalami penderitaan dari pada Saul. Sejak Daud masih di rumah bapaknya bahkan setelah ia menjadi raja sudah terbiasa mengalami penderitaan. Jadi penderitaan yang dialami oleh Daud jauh lebih berat dari pada yang dialami oleh raja Saul.
Tetapi karena Daud seorang yang suka dengar-dengaran akan firman Tuhan, suka bertanya kepada Tuhan dan selalu berada di dalam rumah Tuhan maka Daud selalu disertai, dilindungi, dibela dan diberkati oleh Tuhan.
Apa yang dialami oleh Daud ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Ayub. Ayub seorang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan senantiasa menjauhi kejahatan, seorang yang berkenan kepada Tuhan. Namun demikian kalau kita lihat Ayub masih diijinkan oleh Tuhan dijamah atau dicobai oleh Iblis. Iblis menjamah hartanya, anak-anaknya bahkan juga menjamah tubuhnya dengan penyakit barah yang begitu parah. Penderitaan yang dialami Ayub ini begitu parah dan begitu berat. Memang di tengah-tengah penderitaan itu Ayub sempat bersungut-sungut bahkan sampai mengutuki hari kelahirannya. Tetapi pada akhirnya Ayub berhasil bertahan dalam imannya sampai ia dipulihkan kembali oleh Allah lebih dari yang sebelumnya. Ada beberapa hal penting yang dilakukan
oleh Ayub :
- Ayub 29 : 14 - 1 6 berpakaian kebenaran, menjadi mata bagi orang buta, menjadi kaki bagi orang lumpuh, menjadi bapa bagi orang miskin dan suka membela perkara orang lain.
- Ayub 31 : 13 - 15 tidak mengabaikan hak budak laki-laki dan perempuan dan tidak mau berperkara dengan mereka.
Penderitaan yang dialami oleh Ayub tidak membuatnya jauh dari kasih karunia Tuhan.
Pada zaman akhir ini gereja Tuhan juga akan diijinkan oleh Tuhan mengalami berbagai-bagai penderitaan sesuai dengan kegenapan firman yang telah dinubuatkan. Bahwa pada hari-hari terakhir, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya akan datang masa-masa yang sukar. Pada zaman akhir ini akan datang penderitaan yang sangat berat seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi lewat cerita tentang Ayub kita bisa mengerti bahwa di balik penderitaan itu Tuhan sedang bekerja untuk menyatakan segala kehendak dan rencana-Nya di dalam hidup kita. Bahwa lewat penderitaan itu Tuhan sedang bekerja untuk menyelasaikan pekerjaan-Nya di dalam hidup kita. Yaitu untuk mendatangkan keselamatan kepada semua orang yang mau percaya kepada-Nya.
Maka ketika Yesus datang ke dalam dunia sebagai manusia, Yesus juga mengalami penderitaan yang begitu berat, baik dari orang-orang Yahudi, dari imam-imam kepala, dari orang-orang Farisi maupun dari orang-orang Saduki. Sejak Yesus ditangkap di taman Getsemani, penderitaan yang dialami Yesus begitu berat, Ia dihina, diludahi, ditampar/ditinju, dicambuk, dimahkotai duri dan terakhir disalibkan sampai Ia mati. Dan semua penderitaan yang dialami oleh Yesus ini ada maksud dan tujuannya, yaitu lewat kematian Yesus maka pekerjaan Tuhan akan terselesaikan di dalam hidup semua orang yang mau percaya kepada-Nya. Dan pekerjaan Tuhan itu ialah penyelamatan, Yesus adalah Anak Domba Paskah yang disediakan Allah untuk disembelih supaya oleh darah-Nya terjadi pendamaian bagi semua orang. Jadi di dalam penderitaan-Nya sesungguhnya Tuhan Allah sedang menyelesaikan pekerjaan-Nya demi penyelamatan manusia dari dosa-dosa mereka. Lewat penderitaan dan kematian Yesus semua orang berdosa beroleh pengampunan dan diperdamaikan dengan Bapa di sorga.
Karena itu paskah bagi kita merupakan berkat terbesar sebab lewat paskah Tuhan Allah telah menunjukkan kasih Allah yang begitu besar kepada semua orang dan semua bangsa. Dan lewat paskah Yesus telah merelakan diri-Nya mati di kayu salib sebagai jalan pendamaian kepada semua orang. Kuncinya : kita harus percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Saudara-saudara, dalam Alkitab ada dua hal yang disebut sakral atau sakramen : babtisan dan perjamuan kudus. Babtisan : semua orang yang sudah percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat harus memberi diri untuk dibabtiskan. Sebab babtisan ini dilakukan tidak kepada semua orang, tetapi hanya kepada mereka yang mau percaya yang benar dan bertobat yang benar. Karena babtisan itu adalah sakral atau sakramen maka orang-orang yang melakukannya juga harus disertai dengan pengertian yang benar supaya jangan salah. Sebab banyak orang salah mengartikannya bahkan salah melakukannya sehingga anak-anak atau orang-orang yang belum percaya dan bertobat pun dibabtiskan. Markus 16 : 16; Kisah Para Rasul 2 : 38 firman Tuhan menjelaskan orang-orang yang dibabtis itu adalah orang-orang yang sudah percaya yang benar dan juga mau bertobat yang benar.
Kemudian perjamuan kudus juga disebut sakral atau sakramen sebab tidak sembarangan orang bisa melakukannya. 1 Korintus 11 : 25 - 30 firman Tuhan menjelaskan perjamuan kudus itu harus dilakukan dengan cara yang benar, tidak boleh sembarangan atau main-main. Sebab dengan melakukan perjamuan kudus sebenarnya kita sedang memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali. Maka barangsiapa dengan cara yang tidak layak, atau melakukannya dengan tidak sungguh-sungguh, maka ia sudah berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu setiap kali kita mau melakukan perjamuan kudus hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan anggur. Karena barangsiapa makan roti dan minum dari cawan anggur dengan cara yang tidak layak, ia sedang mendatangkan hukuman atas dirinya. Tetapi kalau kita sudah lebih dahulu menguji diri kita sendiri maka hukuman tidak akan menimpa kita lagi sebab kalau ada sesuatu perbuatan yang berdosa lebih dahulu kita sudah menyelesaikannya kepada Tuhan. Karena itu paskah tahun 2016 ini mari kita hargai dan kita junjung tinggi korban Kristus yang telah menyelamat-kan kita dari dosa dan maut. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati menjadi bukti betapa hebat kuasa penebusan yang telah dikerjakan Yesus bagi kita. Lewat kematian dan kebangkita Yesus, kita telah diperdamaikan dengan Allah dan diterima sebagai jemaat-jemaat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar