April

Minggu, 03 April 2016

“KUASA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS”

Saudara-saudara, sekecil apapun dosa itu sifatnya mengikat sama nasib dan hukumannya dengan dosa besar. Sebab sekecil apapun dosa itu kalau sudah mengikat maka manusia tidak akan bisa melepaskan dirinya dari dosa dan maut. Seperti layang-layang yang bisa naik dan terbang tinggi di udara tetapi yang dikendalikan oleh benang. Maka sekecil apapun benang itu bisa mengendalikan layang-layang tersebut dan membawanya turun kembali ke bawah. Demikianlah setiap orang yang tetap berada di dalam dosa sesungguhnya hidupnya sedang dikendalikan oleh Iblis. Iblis sebagai pemimpin kepada dosa akan mengendalikan orang-orang berdosa untuk melakukan kehendaknya.
Untuk itulah Yesus datang ke dalam dunia dan menjadi sama dengan manusia untuk menyediakan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa. 

Sebab Yesus tahu tidak seorang pun manusia yang bisa melepaskan dirinya dari dosa dan maut dan tidak ada seorang pun manusia yang bisa diterima di hadapan Allah kalau tidak menerima korban penebusan. Yesus datang ke dalam dunia dan menjadi sama dengan manusia untuk menyediakan diri-Nya sebagai korban penebus dosa dan sebagai korban pendamaian. Yesus adalah Anak Domba Paskah yang telah disediakan oleh Allah sebelum pun dunia dijadikan. Supaya oleh kematian dan kebangkitan Yesus kita menjadi percaya kepada Allah yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati sehingga iman dan pengharapan kita tertuju kepada Allah akan menerima hidup yang kekal bersama Kristus.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa bukan saja kehilangan kemuliaan Allah dan diusir dari taman Eden, tetapi manusia berdosa itu sudah berada di dalam kutuk. Tetapi lewat kematian dan kebang-kitan Yesus dari antara orang mati, Ia telah membeli kita dan harganya telah lunas dibayar. 
1 Petrus 1 : 18 - 19 rasul Petrus mengerti benar apa arti kuasa kematian dan kebangkitan Yesus tersebut. Maka rasul Petrus mengatakan bahwa lewat kuasa kematian dan kebangkitan Kristus maka kita telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang kita warisi dari nenek moyang. Dikatakan “ditebus” berarti selama ini sudah terjual dan menjadi milik orang lain dan berada dalam kendali orang tersebut. Demikian juga setiap orang yang tetap berada dalam dosa sesungguhnya hidupnya sedang berada di tangan Iblis dan diperbudak untuk melakukan dosa dan kejahatan. Tetapi karena Kristus telah menebus dan membeli kita dengan harga yang lunas dibayar, berarti kita sudah menjadi milik Kristus. Dan Tuhan menebus kita bukan dengan perak dan emas dan bukan pula dengan barang yang fana, tetapi dengan darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Jadi dengan menerima kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah dilepaskan dari dosa dan maut dan dijadikan sebagai milik Kristus. Bagi kita sekarang ini berkat paskah : kita telah diterima di hadapan Allah dan dijadikan sebagai milik kepunyaan Tuhan. Berkat paskah kita sudah berada di dalam Kristus dan dipersiapkan untuk menerima hidup yang kekal.

Sama seperti bangsa Israel sebelum mereka keluar dari Mesir, Tuhan Allah memerintahkan supaya mereka mengadakan paskah. Paskah menjadi permulaan segala bulan dan menjadi bulan pertama bagi mereka tiap-tiap tahun. Maka Allah memerintah kan supaya mereka masing-masing mengambil seekor anak domba menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Sebab pada malam ketika bangsa Israel sedang mengada-kan paskah, Tuhan sedang menjalani tanah Mesir dan menjatuhkan hukuman dengan membunuh dari semua anak sulung. Tetapi darah anak domba paskah itu menjadi tanda bagi bangsa Israel sehingga tidak ada tulah kematian anak sulung di Israel.
Berkat paskah : 
- Keluaran 12 : 3  bangsa Israel disebut sebagai
 jemaah Tuhan
- Keluaran 12 : 41 bangsa Israel disebut sebagai
 pasukan Tuhan
Disebut sebagai “jemaah Tuhan” karena mereka telah mengalami tanda penebusan oleh darah anak domba paskah. Sedangkan yang disebut “pasukan Tuhan” adalah setelah mereka keluar dari Mesir, yaitu dari perbudakan dosa. Demikian juga setelah menerima korban paskah, kita telah diterima dan dijadikan sebagai jemaat Tuhan. Dan selanjutnya kita bisa disebut sebagai pasukan Tuhan, jika kita mau menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Maka dalam  Yoel 2 : 11 firman Tuhan mengatakan ketika Tuhan Allah memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya, pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Artinya bahwa setiap jemaat yang rindu disebut sebagai pasukan Tuhan, ia harus menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. 
Wahyu 1 : 4 menjelaskan sikap jemaat yang menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan : mereka suka membaca, mendengar dan menuruti firman Tuhan. Demikian juga dalam Wahyu 19 : 14 dijelaskan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai kain lenan halus yang putih bersih. Pasukan yang di sorga ini adalah menunjuk kepada jemaat-jemaat yang telah berhasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Sehingga Tuhan sendiri yang mengakui mereka sebagai pasukan yang di sorga karena mereka memang telah menjadi jemaat-jemaat yang berkenan kepada Tuhan.

Namun untuk menjadikan jemaat-jemaat itu sebagai pasukan Tuhan besar harga yang harus dibayar dan berat penderitaan yang harus dialami oleh Yesus. Ibrani 9 : 15 - 17 Yesus Kristus sebagai Pengantara dari suatu perjanjian yang baru telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Maka untuk menjadi pengantara Yesus harus menderita, dianiaya dan disalibkan dan mati supaya terjadi pembaharuan. Sama seperti suatu wasiat barulah sah kalau pemberi wasiat itu sudah mati, wasiat tidak akan pernah berlaku selama pembuat wasiat itu masih hidup. Maka Yesus Kristus sebagai pembuat wasiat harus mati supaya semua rencana Tuhan tentang penyelamatan itu bisa terlaksana. Yesaya 53 isi wasiat itu Yesus harus mengalami beban penderitaan yang begitu berat dan puncaknya mati di atas kayu salib.
- Yesus harus diremukkan dengan kesakitan 
 sampai tidak seorang pun yang mengenal-Nya
- Yesus harus menyerahkan diri-Nya sebagai
 korban penghapus dosa

Yesus Kristus mengalami semua itu karena Ia ingin melihat keturunan-Nya, yaitu orang-orang yang percaya kepada-Nya dan supaya segala kehendak Allah terlaksana oleh-Nya. Maka bagi kita hari kebangkitan merupakan hari kemenangan sebab lewat kebangkitan Yesus segala kuasa dosa dan maut telah dikalahkan. Sebagaimana telah dikatakan dalam 1 Korintus 15 : 26 kemenangan lewat paskah adalah untuk membinasa-kan musuh yang terakhir, yaitu maut. Kemudian dalam Ibrani 2 : 14 dikatakan maut adalah yang paling ditakutkan oleh manusia tetapi lewat kematian Yesus di kayu salib, Ia telah membinasakan atau mengalahkan Iblis yang berkuasa atas maut. Hal ini dilakukan Yesus untuk menunjukkan kasih-Nya yang begitu besar kepada semua orang yang telah jatuh ke dalam dosa. Roma 5 : 8 - 10 firman Tuhan begitu jelas menyatakan bahwa Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lewat korban pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus sekarang kita telah dibenarkan oleh darah-Nya sehingga kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 

Bukti kebesaran kasih Allah : ketika kita masih seteru telah diperdamaikan dengan Allah dengan kematian Kristus maka sudah pasti kita akan diselamat kan oleh dari murka Allah yang menimpa dunia ini.



Minggu, 10 April 2016

“KUASA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS”

Saudara-saudara, setiap orang yang tetap di dalam dosa bagaikan seorang yang sedang berhutang kepada orang lain. Dan biasanya seorang yang sedang berhutang itu biasanya hatinya tertuduh dan tidak bisa tenang karena memikirkan hutangnya kapan bisa dilunasih. Demikian juga setiap orang yang tetap berada di dalam dosa sesungguhnya ia sedang berhutang kepada Iblis yang memimpin orang ke dalam dosa. Maka firman Tuhan dalam Kolose 2 : 13 - 14 menjelaskan kepada kita keadaan orang-orang yang berhutang terhadap Iblis sifatnya oleh ketentuan-ketentuan hukum - mendakwa dan mengancam - Dan lebih tegas lagi dalam Roma 3 : 23; 6 : 23 bahwa setiap orang yang tetap berada di dalam dosa telah kehilangan kemuliaan Allah dan upahnya adalah maut.
Tetapi kita patut bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia untuk menunjukkan kasih-Nya yang begitu besar. Sebab Yesus telah menyediakan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa dan yang memperdamaikan kita dengan Allah. Bukti Allah mengasihi kita : Yesus rela menderita dan mati di atas kayu salib demi untuk menyelamatkan kita. Karena itu meskipun dahulu kita sudah mati oleh pelanggaran-pelanggaran dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah kembali bersama-sama dengan Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita. Lewat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia telah menghapuskan surat hutang yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita.

Lewat kematian Kristus di kayu salib, Ia telah meniadakan surat hutang tersebut dengan memakukannya pada kayu salib. Jadi ketika tangan dan kaki Yesus dipakukan di kayu salib sesungguhnya Ia sedang meniadakan surat hutang yang selama mendakwa dan mengancam kita. Artinya kalau Yesus tidak merelakan diri-Nya mati di kayu salib, maka siang dan malam hati kita selalu didakwa oleh Iblis. Bahkan yang lebih parah lagi orang yang tetap di dalam dosa itu terancam nyawanya akan dibinasakan di dalam api neraka. Karena Tuhan tahu dosa itu mendakwa dan mengancam dan akan membawa manusia ke dalam maut, maka Yesus sendiri turun ke dalam dunia untuk menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebusan. Yesus adalah kegenapan firman Allah, kematian Yesus adalah bukti Allah sangat mengasihi manusia ciptaan-Nya. Segala bentuk dakwaan dan ancaman maut telah ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib. Sehingga oleh kematian Yesus di kayu salib, telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum karena kemenangan-Nya atas maut.
Itu sebabnya dalam Roma 4 : 7 - 8 firman Tuhan mengatakan : “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.” Jadi sangat jelas lewat kuasa kematian dan kebangkitan Kristus telah melepaskan kita dari dakwaan dan ancaman.

Sama seperti Abraham disebut berbahagia sebab sebelum pun disunat, dosa Abraham sudah diampuni, kesalahannya dan dosa-dosanya sudah ditutupi oleh Allah. Itu sebabnya kepada Abraham imannya diperhitungkan sebagai kebenaran sebab ia percaya kepada Allah dan kepada kasih Allah yang begitu besar. Demikian juga kepada kita sekarang, kalau kita percaya kepada Yesus dan menerima kuasa penebusan-Nya, kita juga akan berbahagia. Sebab lewat korban Kristus, Ia telah menebus kita, telah menghapuskan segala pelanggaran dan kejahatan kita dan juga telah menutupi segala dosa kita. Dosa yang dahulu selalu mendakwa dan mengancam hidup kita telah ditiadakan oleh Yesus. Itu sebabnya bagi kita yang mengerti kehendak Tuhan, sengsara dan penderitaan menjadi kebanggaan dan kebahagiaan. Bahkan kematian pun menjadi kebanggaan bagi Yesus sebab lewat kematian-Nya terjadi keselamatan bagi semua orang. Yesaya 53 : 11 menjelaskan sesudah kesusahan dan penderitaan-Nya Yesus akan melihat terang dan menjadi puas melihat orang-orang yang menerima dan percaya kepada Yesus. Lewat kematian dan kebangkitan Yesus, Ia akan membenarkan banyak orang dengan memikul segala kejahatan kita.
Ibrani 9 : 16 - 17 firman Tuhan menjelaskan wasiat baru berlaku kalau pembuat wasiat itu sudah mati, dan pembuat wasiat itu adalah Allah sendiri yang telah menyediakan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban penebus salah. 

Dan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini adalah untuk menggenapi wasiat itu supaya isi wasiat itu berlaku. Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan kegenapan firman Tuhan yang telah dinubuatkan jauh sebelum Ia lahir sebagai manusia. Tujuan dari wasiat itu adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka dan melepaskan mereka dari maut yang mengancam. Roma 8 : 1 menjelaskan bahwa setiap orang yang sudah berada di dalam Kristus tidak ada lagi penghukuman bagi mereka. Sebab ganjaran yang mendatangkan keselamatan telah ditimpakan kepada Yesus dan oleh Yesus kita telah diselamatkan. Sebab sekalipun kita telah berdosa, tetapi oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan kita dari maut.
Dalam Roma 1 : 16 - 17 rasul Paulus menegaskan bahwa ia sebagai rasul Kristus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya dalam nama Yesus, pertama-tama orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. Di dalam Injil itu nyata kebenaran Allah yang menjelaskan tentang kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Itu sebabnya di dalam Injil itu nyata kuasa Allah yang sanggup menyelamat-kan orang-orang berdosa yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Allah sendiri yang berkehendak meremukkan Yesus dengan kesakitan, Allah sendiri yang mengijinkan Yesus mati di atas kayu salib.

Karena itu firman Tuhan dalam Roma 8 : 18 - 19 mengakatan bahwa penderitaan sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Hal ini bisa kita pahami setelah kita benar-benar mengerti dan mengenal pekerjaan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan dan melepaskan kita dari dosa dan maut. Sehingga sekalipun kita harus menanggung berbagai-bagai penderitaan kita tidak kecewa, bahkan sekalipun ada yang dianiaya tetapi akan tetap bertahan dalam iman. Ibrani 11 : 35 - 40 lebih lagi menjelaskan hal-hal yang dialami oleh orang-orang yang telah ditebus itu begitu berat tetapi mereka tidak meninggalkan Yesus. Diantara mereka ada yang harus mati karena memper-tahankan iman kepada Yesus, ada yang membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan. Ada pula yang diejek dan didera bahkan dibelenggu dan dipenjarakan, dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang bahkan ada yang harus mengembara di padang gurun dan di pegunungan. Mereka rela mengalami semua itu karena mereka telah mengetahui bahwa penderitaan yang sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan diberikan Allah bagi setiap orang yang bertahan dalam iman. 

Mereka mambiarkan diri disiksa bahkan ada sampai dibunuh karena mereka sudah mempunyai pengharapan akan beroleh kebangkitan yang lebih baik. Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi setiap orang yang sudah mengalami kuasa penebusan dalam kuasa korban Kristus. Demikian juga kalau kita sudah mengalami kuasa kematian dan kebangkitan Kristus mendatangkan keselamatan yang pasti, kita akan dibangkitkan bersama dengan Kristus.



Minggu, 17 April 2016

“KUASA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS”

Puji Tuhan! Kita bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya menderita untuk mati di kayu salib. Yesus mati bukan karena dosa atau kejahatan-Nya, Yesus mati bukan karena paku yang dipakukan di kaki dan tangan-Nya dan bukan pula karena tombak. Tetapi Yesus mati karena Bapa sendiri yang sudah berkehendak dan merelakan Yesus untuk mengalami semua beban penderitaan dan puncaknya Yesus mati di kayu salib. Sebab kalau Allah sendiri tidak berkehendak dan tidak merelakan Yesus mati, maka tidak akan ada satu pakupun yang bisa menembus tangan dan kaki-Nya. Sebab segala kuasa ada di tangan-Nya dan tidak ada seorang pun yang bisa menjamah-Nya apalagi membunuh-Nya. 
Kematian Yesus Kristus di kayu salib adalah murni untuk menunjukkan pekerjaan Allah di tengah-tengah kehidupan manusia yang telah berdosa, yaitu untuk menyelamatkan setiap orang yang mau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bahkan lewat kematian Yesus di kayu salib, Ia sedang membuktikan kepada kita bahwa apa yang paling ditakuti manusia telah dikalahkan dan dibinasakan oleh Yesus. Hal ini bisa kita lihat dengan jelas dalam Ibrani 2 : 14 - 15 bahwa oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib : IA telah MEMUSNAHKAN dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut. Sekalipun kita adalah anak-anak dari darah dan daging tetapi oleh kepercayaan kita kepada kematian dan kebangkita Yesus, kita telah mendapat bagian dalam kerajaan sorga.

Lewat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia telah membebaskan mereka yang seumur hidup berada dalam perhambaan oleh takutnya kepada maut. Firman Tuhan begitu tegas menyatakan bahwa yang paling ditakuti manusia adalah maut, sebab Iblis yang berkuasa atas maut. Dan kalau manusia tetap berdosa maka ia sedang berada di dalam maut dan kerajaan maut yang berkuasa atas hidupnya. Untuk itulah Yesus Kristus mau mati di kayu salib sebab Yesus mau memusnahkan atau membinasa-kan Iblis yang berkuasa atas maut. Efesus 1 : 18 - 21 menjelaskan tentang kuasa kematian dan kebangkitan Yesus, Tuhan mau menjadikan supaya mata rohani kita menjadi terang agar kita mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan-Nya bagi kita. Dengan mata rohani yang terang maka kita akan mengerti betapa kayanya kemuliaan bagian yang telah ditentukan Allah bagi orang-orang kudus-Nya. Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya yang telah dikerjakan-Nya di dalam kuasa kematian dan kebangkitan Kristus.

Maka kalau kita pelajari tentang kehidupan Ayub, tentang penderitaannya, tentang pengalamannya maupun tentang kepercayaannya kepada Allah, kita akan melihat bahwa sesungguhnya lewat penderitaan itu Ayub semakin mengerti dan mengenal pekerjaan Allah. Sekalipun Ayub hidup jauh sebelun Yesus lahir ke dalam dunia, tetapi Ayub telah mengerti bahkan telah mengenal akan kuasa kematian dan kebangkitan Kristus.
Hal ini diungkapkannya ketika Ayub sedang menguraikan tentang keyakinannya bahwa Allah akan memihak kepadanya. Ayub 19 : 23 - 27 jauh sebelum Yesus mati di kayu salib, Ayub sudah percaya bahwa Penebusnya hidup dan yang akhirnya akan bangkit di atas debu. Bahkan Ayub percaya bahwa ia akan melihat Allah sekalipun kulit tubuhnya sudah sangat rusak bahkan tanpa daging pun ia dapat melihat Allah. Di tengah-tengah penderitaan yang begitu berat, Ayub percaya bahwa Allah akan memihak kepadanya dan matanya sendiri akan menyaksikan-Nya. Jadi ketika Ayub di tengah-tengah ujian dan penderitaan yang begitu berat, Ayub mempunyai pengharapan yang begitu kuat kepada Allah. 

Kalau kita pelajari kehidupan tentang Ayub ada tiga periode yang dialami oleh Ayub :
- periode Ayub sebelum di uji
- periode Ayub ketika sedang diuji
- periode Ayub setelah dipulihkan
Ayub 1 : 1 - 3 periode sebelum Ayub diuji : ia seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Sebelum Ayub diijinkan Allah diuji oleh Iblis, Ayub itu seorang yang terkaya dari semua orang di sebelah timur. Kemudian periode ketika Ayub sedang diuji semua hartanya habis dan semua anak-anaknya mati sehingga ia menjadi orang yang miskin dan mengalami beban penderitaan yang bagitu berat. Bukan hanya itu saja tetapi Ayub juga mengalami sakit penyakit yang begitu parah seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selanjutnya periode setelah Ayub dipulihkan, Allah memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari yang dipunyainya sebelumnya.
Maka kalau lihat Ayub psl 29 kita bisa melihat sebelum Ayub berkeluarga, sebelum menjadi orang terkaya di sebelah timur bahkan sebelum diuji dengan penderitaan yang begitu berat, Ayub sudah dibekali oleh Tuhan. Apa yang sudah dikatakan dalam Ayub psl 1 tentang kesalehan Ayub, tentang kejujurannya dan tentang kemantapan rohani Ayub sebelum diuji ternyata belum belum seberapa. Sebab dalam Ayub psl 29 kita bisa melihat lebih banyak lagi ditegaskan tentang hubungan dan persekutuan Ayub dengan Allah yang begitu mantap. Sebab ketika masih remaja pun Ayub sudah takut akan Allah. 

Sebab dalam Ayub psl 29 ini Ayub begitu benyak menguraikan tentang persekutuannya dengan Allah dan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang dialami dalam hidupnya :
- Allah selalu melindu hidupnya dan keluarganya
- Pelita Allah yang bersinar di atas kepalanya
 untuk nenerangi setiap langkahnya
- Langkah-langkahnya yang bermandikan dadih
 dan gunung batu mengalirkan sungai minyak
- Menjadi mata bagi orang buta
- Menjadi bapa bagi orang miskin
Jadi kalau kita lihat lewat pengalaman yang diuraikan oleh Ayub ternyata Ayub ini seorang yang sudah dilatih oleh Allah sejak masih remaja. Maka tidak heran kalau Ayub ini menjadi seorang yang sangat diperhatikan oleh Allah, sangat diberkati dan selalu dipelihara oleh Allah. Kalau tidak seijin Allah, sebenarnya Iblis tidak akan bisa menjamah Ayub, tidak akan bisa menjamah hartanya, anak-anaknya bahkan tidak akan bisa menjamah tubuhnya. Ternyata Ayub itu seorang yang “bermandikan dadih” dan “gunung batu yang mengalirkan sungai minyak di dekatnya.”
Dalam kitab perjanjian lama “minyak” itu adalah lambang urapan, jadi Ayub ini adalah seorang yang diurapi Tuhan. Jadi Ayub memang seorang yang sangat mantap rohaninya, seorang yang begitu dekat hubungannya dengan Allah. Itu sebabnya tidak heran kalau Allah sudah membekali hidupnya lebih dahulu sebelum Ayub diuji oleh Iblis. 

Jadi ketika Ayub diijinkan oleh Allah dijui oleh Iblis, Allah sudah lebih dahulu mendidik atau menggembleng Ayub. Sehingga Allah tidak salah mengjinkan Iblis menguji Ayub, Allah tidak bodoh dan tanpa perhitungan mengijinkan Ayub diuji oleh Iblis. Sebab Allah sudah tahu bahwa Ayub bakal menang dan tidak akan undur dari kebenaran.
Karena itu kita patut meneladani ketekunan Ayub yang begitu teguh pendiriannya dan kepercayaannya yang begitu kuat kepada Allah. Sekalipun banyak beban pergumulan, sekalipun sedang berada di tengah-tengah penderitaan, kita harus tetap bertahan dalam iman. Jangan mau digoyahkan oleh apapun tetapi mari kita semakin giat mengerjakan keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Kuasa kematian dan kebangkitan Kristus menjadi tanda bagi kita supaya kita percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan apalagi meninggalkan kita.




Minggu, 24 April 2016

“KUASA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS”

Saudara-saudara, dosa itu merusak hubungan atau persekutuan manusia dengan Allah, dosa itu membuat wibawa manusia menjadi hilang. Kejadian 3 : 7 setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa hal pertama yang mereka sadari adalah bahwa mereka telanjang lalu mereka mencoba menutupi ketelanjangan mereka dengan membuat cawat dari daun-daun pohon ara. Apa yang dilakukan Adam dan Hawa ini merupakan usaha mereka sendiri yang mencoba menutupi ketelanjangan mereka dengan perbuatan mereka sendiri. Tetapi apa yang telah dilakukan Adam dan Hawa ini di mata Tuhan tidak berhasil oleh sebab itu Allah sendiri yang datang kepada mereka dan membuat pakaian dari kulit binatang untuk mereka lalu mengenakannya kepada mereka. Sekalipun manusia itu telah berdosa tetapi Allah tidak berhenti bekerja, Ia sendiri yang datang kepada manusia itu dan memberi jalan keluar supaya jangan mengandalkan kekuatan diri sendiri.

Jadi kita lihat kalau dengan usaha manusia, kalau dengan cara manusia atau kalau dengan kebenaran diri sendiri, manusia tidak akan pernah bisa bertemu dengan Allah. Bagaimanapun cara manusia yang dilakukan untuk bertemu dengan Allah tidak akan pernah berhasil bertemu dengan Allah.
Roma 10 : 2 - 3 firman Tuhan telah mengingatkan kita tentang orang-orang Israel yang memang sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi yang mereka lakukan itu adalah sia-sia saja sebab mereka melakukannya tanpa pengertian yang benar dan karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah.
Karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah, maka sekalipun mereka berusaha mendirikan kebenaran tetapi tidak berhasil karena mereka sendiri tidak takluk kepada kebenaran Allah. Maka sekalipun mereka berusaha mendirikan kebenaran dan sekalipun mereka ingin mengenal Allah tetap tidak akan berhasil sebab mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Kain beribadah kepada Allah dan membawa hasil tanahnya untuk dipersembahkan kepada Allah, namun Allah tidak mengindahkan Kain dan korban persembahannya. Mengapa Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan Allah? karena cara Kain beribadah, cara Kain berkorban tidak dengan cara yang benar : hatinya panas dan mukanya muram. Maka sekalipun Kain beribadah dan membawa korban persembahan kepada Allah tetap Allah tidak berkenan kepada Kain dan juga tidak mengindahkan korban persembahannya. Ibadah Kain tidak didasari dengan pendamaian, tidak ada tanda kesungguh-sungguhan untuk menyenangkan hati Allah.

Dalam Yohanes 6 : 28 - 29 bangsa Israel pernah bertanya kepada Yesus : “Apakah yang harus kami perbuat supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan dikehendaki Allah?” Sebenarnya ketika mereka bertanya demikian bukan karena mereka ingin percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut Kristus. Mereka hanya sekedar bertanya saja tanpa ingin mengenal pribadi Yesus lebih dekat dan tidak menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan.
Maka Tuhan Yesus pun menjawab : “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Jadi supaya kita bisa selamat, supaya kita bisa bertobat yang benar dan supaya kita bisa diterima di hadapan Allah, kita harus percaya kepada Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus telah datang ke dalam dunia dan menyedia-kan diri-Nya sebagai korban pendamaian untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Artinya kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa kita dan telah dibangkitkan dari antara orang mati supaya oleh-Nya kita diselamatkan. Dan lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Ia membuat supaya mata rohani kita terang sehingga kita bisa mengenal pribadi Tuhan dengan tepat dan benar. Hal ini perlu kita ketahui supaya jangan ada seorang pun yang memegahkan diri kepada Allah tetapi supaya menyadari bahwa keselamatan itu murni karena pekerjaan Allah sendiri. Ia mau supaya lewat kematian dan kebangkitan-Nya kita dibangun dan dijadikan sebagai jemaat-Nya.

Kejadian 3 : 21 setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka mencoba menutupi ketelanjangan mereka dengan usaha mereka sendiri tetapi tidak berhasil. Maka Allah sendiri yang bertindak dan menggantikan pakaian dari daun pohon ara itu dari kulit binatang. Ini adalah gambar bayang pekerjaan Yesus Kristus yang telah dipersiapkan Allah jauh sebelum Yesus datang ke dalam dunia. Sebab Allah sendiri tahu apapun usaha manusia untuk datang kepada Allah tidak akan pernah berhasil kalau Yesus tidak menyatakan diri-Nya. Sekalipun berhasil menjadi orang yang paling baik, tidak pernah mencuri, tidak berzinah, tidak ada kebencian, suka membantu orang lain bahkan mampu menyumbang pembangunan gereja, tetapi kalau tidak ada Yesus dalam hidupnya maka semua perbuatannya itu adalah sia-sia saja.
Jadi kematian dan kebangkitan Kristus merupakan jalan bagi kita supaya kita bisa diterima di hadapan Allah. Korban Kristus di kayu salib adalah jalan bagi kita untuk mendekat kepada Allah, yaitu lewat kepercayaan kita kepada kerja kuasa Allah yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati. Lewat kepercayaan kepada korban Kristus mata rohani kita dibukakan mengenal Kristus Yesus.

Ibrani 2 : 14 - 15 menjelaskan kepada kita bahwa Iblis adalah pemimpin kepada maut dan yang berkuasa atas maut, dan maut itu adalah hal yang paling ditakuti oleh manusia. Maut itu adalah berbicara hukuman kekal yang disediakan Allah bagi orang-orang yang tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Dan Iblis pemimpin kepada maut ini akan terus berusaha menghalang-halangi supaya manusia jangan mengenal Kristus. Iblis yang berkuasa atas maut tidak akan setuju kalau manusia itu mendekat kepada Allah dan mengenal kasih Kristus yang begitu besar. Maka lewat kematian dan kebangkitan Kristus, hal pertama dan yang terutama dikerjakan Kristus adalah untuk memusnakan dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut. Lewat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia mau membebas-kan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Jadi kalau manusia tetap di dalam dosa maka sebenarnya mereka sedang berada dalam perhambaan dan selalu berada dalam ketakutan.

Tetepi Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya, Ia telah mati dan bangkit untuk mengalahkan maut supaya kita tidak lagi hidup dalam perhambaan karena takut. Galatia 5 : 6 menjelaskan setiap orang yang sudah ada di dalam Kristus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti lagi sebab oleh kepercayaan kita kepada Kristus, maka iman kita akan bertumbuh dan bekerja oleh kasih. Artinya keselamatan itu tidak lagi tergantung kepada sunat atau tidak disunat, tetapi kalau kita sudah percaya dan mengenal kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, maka iman kita akan terus bertumbuh dan akan bekerja oleh kasih. Dan oleh karena iman kita sudah tertuju kepada Kristus, maka oleh iman itu kita sedang menanti-nantikan kebenaran yang kita harapkan. Yaitu kebenaran yang menyatakan bahwa kita layak di hadapan Allah. Bahkan firman Tuhan dalam Kolose 2 : 9 - 11 begitu tegas menyatakan bahwa di dalam Kristus kita telah disunat tetapi bukan dengan sunat yang dilakukan manusia, tetapi dengan sunat Kristus : yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa. Dengan demikian kita telah dipenuhi di dalam Kristus, Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Meskipun dahulu kita sudah mati oleh pelanggaran dan karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan kembali sesudah Ia mengampuni segala dosa-dosa kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar