JUNI

Minggu, 05 Juni 2016 
“Sukses jika kita berhasil melakukan 
kehendak Allah” 

Saudara-saudara, Tuhan Allah mencipta-kan langit dan bumi tentu punya maksud dan tujuan yaitu sebagai tempat bagi manusia yang juga telah diciptakan Allah. Bumi ini adalah tempat yang disediakan Allah bagi manusia sebelum manusia itu dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga. Maka bumi ini merupakan fatamorgana atau tempat bagi manusia untuk dicobai atau diuji. Manusia perlu dicobai dan diuji ketaatannya atau kesetiaannya supaya layak dan berkenan kepada Allah. Sebab Tuhan Allah menghendaki supaya manusia yang diciptakan itu menggantikan posisi malaikat-malaikat yang telah dijatuhkan Allah dari sorga. Sebab ketika Allah menjatuhkan Iblis atau Lusifer ke bumi, ia juga menyeret sepertiga dari malaikat-malaikat. Maka ketika Allah menciptakan bumi maka Allah menempatkan manusia yang telah diciptakan itu di bumi. Sebab Tuhan menghendaki supaya manusia yang telah diciptakan itu menjadi orang yang tahan uji, taat dan setia melakukan segala kehendak Tuhan. Wahyu 4 : 11 firman Tuhan menjelaskan bahwa Tuhan Allah layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan baik. Jadi jelas, langit dan bumi diciptakan Allah sebagai tempat bagi manusia supaya belajar memuji dan memuliakan Allah. Sebab tugas yang dahulu diberikan kepada Lusifer adalah sebagai pemimpin puji-pujian dan penyembahan dan saatnya akan diberikan kepada manusia yang mau taat dan setia beribadah dan melayani Tuhan. Kalau kita mempelajari Yohanes psl 13 s/d psl 17 merupakan percakapan antara Yesus dengan murid-murid yang dikasihi-Nya. Yesus mempunyai dua belas murid, tetapi salah seorang dari murid itu telah pergi meninggalkan Yesus setelah Iblis membisikkan suatu rencana ke dalam hatinya. Yudas Iskariot pergi meninggal Yesus dan rela menjual Yesus karena hatinya telah diracuni oleh Iblis dengan rencana yang jahat. 

Yudas Iskariot ini adalah seorang murid yang telah terkontaminasi oleh perkara-perkara yang duniawi, lebih menuruti keinginan hatinya daripada menuruti firman, lebih mengasihi hal-hal yang duniawi daripada mengasihi Yesus. Itu sebabnya dengan mudah Iblis bisa membisikkan suatu rencana yang jahat di dalam hatinya dan dengan mudah pula ia meninggalkan Yesus. Bahkan dengan mudah pula ia menjual Yesus yang adalah guru dan Tuhan nya yang selama ini sudah mendidiknya. Itu sebabnya ketika Yesus menceritakan atau memberitahukan tentang kemuliaan-Nya, tentang kepergiaan-Nya ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat, Yudas sudah pergi dan tidak sempat mendengarnya lagi. Dan karena Yudas tidak sempat mendengar tentang kemuliaan dan tentang kepergian Yesus ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat, maka Yudas tidak bisa dipulihkan lagi. Sebab sekalipun selama ini Yudas Iskariot sudah menjadi murid Yesus tetapi hatinya tidak terpaut kepada Yesus. Di samping ia mendampingi Yesus, Yudas Iskariot juga bersekutu dengan orang-orang Farisi. Inilah yang membuat mengapa Yudas Iskariot itu tidak bisa dipulihkan lagi sebab ia sudah bekerja sama dengan orang Farisi, dengan ahli Taurat maupun dengan imam-imam kepala. Tujuan mereka sama yaitu untuk membunuh Yesus. Dalam Lukas 22 : 28 - 30 Tuhan Yesus sudah memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang segala sesuatu yang akan mereka terima sebagai murid. Sebenarnya Yesus sudah mengatakan apa yang menjadi kelebihan atau keistimewaan murid-murid yang tetap setia mengikut Yesus dalam segala penderitaan yang dialami. Tidak akan disebut sebagai “murid” kalau tidak tetap tinggal bersama dengan Yesus Kristus, seorang murid harus tetap setia mengikuti gurunya ke manapun pergi dan ada kerelaan untuk menderita bersama dengan gurunya. 

Maka Yesus sebdiri mengatakan kepada murid-murid-Nya keistimewaan mereka di mata Yesus : “karena ada kerelaan tetap tinggal bersama Yesus dalam segala pencobaan yang dialami oleh Yesus. Maka kepada murid-murid itu Yesus berkata: “Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukan-Nya bagi-Ku.” Dalam hal ini Yesus sudah menentukan apa yang menjadi bagian mereka di dalam Kerajaan Sorga : - akan makan dan minum semeja dengan Yesus di dalam Kerajaan-Nya - akan duduk di atas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel Kalau kita tetap tinggal di dalam kebenaran, tetap setia beribadah dan digembalakan dalam firman pengajaran, maka kepada kita Tuhan juga akan menentukan apa yang menjadi hak-hak kita. Sama seperti murid-murid demikian juga Yesus Kristus akan menentukan apa yang menjadi bagian kita di dalam Kerajaan Sorga. Dalam 1 Korintus 6 : 3 firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat. Jadi semua malaikat-malaikat yang telah dijatuhkan dari sorga akan kita hakimi seperti yang telah difirmankan Tuhan. Maka sekalipun kita hanya sebagai jemaat biasa tetapi kalau tetap setia, tetap dengar-dengaran akan firman Tuhan dan ada kerelaan untuk melakukan segala perintah Tuhan, maka kepada kita pun akan diberikan kuasa untuk menghakimi malaikat-malaikat yang telah dijatuhkan Allah dari sorga. Karena itu kita harus berhasil disebut sebagai jemaat Tuhan, yaitu yang berhasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Banyak orang berhasil melayani, berhasil mengusir setan-setan demi nama Tuhan dan berhasil mengadakan banyak mujizat, tetapi tidak berhasil masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Ternyata keberhasilan mereka itu tidak menjamin mereka masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Justru Tuhan Allah sendiri akan mengatakan mereka sebagai pembuat kejahatan dan yang akan diusir Tuhan dari hadapan-Nya (Matius 7 : 21 - 23). Jikalau kita tetap tinggal dalam kebenaran dan berhasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan, maka Tuhan sudah menyediakan hak-hak yang menjadi bagian kita : 
- Yohanes 14 : 1 - 3 di mana Yesus berada maka di situ jugalah kita berada. 
- Yohanes 15 : 1 - 5 kita akan dipelihara dengan sempurna sama seperti ranting yang tetap terpelihara karena melekat pada pokoknya. 
- Yohanes 16 : 4 - 15 Tuhan Yesus akan memberi- kan Roh Kudus-Nya sebagai Penghibur untuk
                                  menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan akan penghakiman. 
- Yohanes psl 17 Tuhan Yesus berdoa syafaat untuk kita supaya diselamatkan dari murka Allah. Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Jika kita tetap tinggal di dalam Yesus sama seperti ranting yang tetap melekat pada pokoknya, maka Bapa sebagai pengusaha akan mengusahakan supaya ranting-ranting itu penuh dengan buah-buah yang matang. Sebab sebagai pengusaha, Bapa akan selalu membersihkan ranting-ranting supaya berbuah banyak, lebih banyak lagi bahkan sampai sangat banyak. Tetapi barangsiapa tidak tinggal di dalam Kristus, ia akan dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Sebab kalau tidak tinggal di dalam Kristus, tidak ada jaminan pemeliharaan dari Tuhan. Karena itu Tuhan Yesus menghimbau supaya kita tetap tinggal di dalam Kristus dan supaya kita tinggal di dalam kasih-Nya. Jikalau kita menuruti perintah-Nya, maka kita akan tinggal di dalam kasih-Nya dan menikmati kasih-Nya. Dengan demikian maka kita akan bersama-sama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, di tempat di mana Yesus berada di situ juga kita berada.



Minggu, 12 Juni 2016

“Sukses jika kita berhasil melakukan 
kehendak Allah” 

Saudara-saudara, kita sudah mempelajari bersama yang dimaksut “sukses” itu bukan saja karena seseorang telah berseru-seru kepada nama Tuhan, bukan saja karena sudah berhasil mengusir setan-setan, mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus dan bernubuat. Di mata Tuhan yang dimaksud “sukses” itu adalah apabila kita sudah berhasil melakukan segala kehendak Tuhan. Apabila kita sudah berhasil menuruti segala perintah Tuhan dan menjauhi segala yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Sebab banyak orang berhasil beribadah atau melayani Tuhan, tetapi tidak berhasil menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan. Seperti yang dijelaskan firman Tuhan dalam Matius 7 : 21 - 23 Yesus sendiri yang mengatakan dalam semua keberhasilan mereka ternyata Yesus menyebut mereka sebagai pembuat kejahatan. Hal ini bisa terjadi karena mereka berseru memanggil nama Tuhan, ketika mereka melayani Tuhan tetapi yang mereka lakukan hanyalah untuk kepentingan mereka sendiri. Supaya mereka disebut orang hebat, orang yang dipakai Tuhan atau supaya nama mereka terkenal. Inilah yang membuat maka Yesus menyebut mereka sebagai pembuat kejahatan. Menurut firman Tuhan yang dimaksud dengan sukses itu adalah apabila kita berjasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Ini bisa terjadi apabila di dalam hidup kita, baik sebagai jemaat, sebagai pelayan ataupun sebagai hamba Tuhan ada sikap dengar-dengaran akan firman Tuhan dan melakukan apa yang telah difirmankan Tuhan kepada kita. 

Banyak orang berhasil mendengar, berhasil melayani, berhasil mengadakan banyak mujizat atau mengusir setan-setan demi nama Tuhan, tetapi tidak berhasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Maka semua yang telah diperbuatnya dan semua pelayanan yang telah dilakukannya tidak akan berkenan kepada Tuhan. Justru ketika Tuhan Yesus datang kali yang kedua, Tuhan Yesus akan menyebut mereka pembuat kejahatan sehingga tidak layak masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Karena itu kalau kita mempelajari firman Tuhan, yang dimaksud sukses atau berhasil melakukan firman Tuhan itu selalu berhubungan dengan “ketergantungan/keterikatan” kita dengan Tuhan. Yaitu yang berhubungan dengan kesetiaan kita dalam melakukan ibadah maupun pelayanan dan yang ditandai dengan kasih akan Tuhan. Sebab sekalipun banyak orang berhasil melakukan banyak pelayanan tetapi kalau tidak ditandai dengan rasa cinta akan Tuhan maka semua pelayanannya tidak akan berkenan kepada Tuhan. Jadi supaya kita berhasil menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan, kita harus tetap memiliki ketergantungan atau keterikatan dengan Tuhan, baik dengan firman-Nya, dengan Roh Kudus-Nya maupun dengan kasihnya. 

Semua ini dibuktikan dengan adanya sikap kita untuk taat beribadah, dengar-dengaran akan firman Tuhan dan setia melayani Tuhan. Disebut memiliki ketergantungan dengan Tuhan karena kita menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dan tidak dapat berbuat apa-apa di luar Tuhan.Setiap orang yang selalu memiliki ketergantungan dengan Tuhan berarti ia sepenuhnya bergantung harap hanya kepada Tuhan. Tidak bergantung kepada orang lain sekalipun mereka kaya, punya jabatan atau pangkat yang tinggi, tidak mengandal-kan kekuatannya sendiri atau kekayaannya sebab ia sadar tanpa Tuhan hidupnya tidak dapat berbuat apa-apa. Setiap orang yang sudah memiliki ketergan-tungan dengan Tuhan maka kalau dengan seijin Tuhan harus mengalami beban pergumulan atau penderitaan, sekalipun mengalami sakit penyakit, dipecat dari perusahaan atau usahanya sedang bangkrut, tidak menjadi lemah apalagi undur dari Tuhan. Sebab kalau sudah terikat dengan Tuhan selalu ada kekuatan baru yang diberikan Tuhan kepada kita sehingga kita bisa berkata bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup ini berguna untuk mendatangkan kebaikan. Apapun yang dialami oleh manusia, di dalamnya Tuhan sedang menghendaki supaya kita tetap percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan Allah mau supaya di dalam hati kita selalu ada keinginan untuk selalu bersekutu dengan Tuhan. Dengan demikian sekalipun sedang dalam beban pergumulan atau penderitaan yang begitu berat, tetapi kita tetap percaya dan berharap sepenuhnya hanya kepada Tuhan Allah saja. 

Maka kalau kita mempelajari Injil Yohanes pasal 13 sampai ke pasal 17, di sini Tuhan Yesus sedang berbincang-bincang dengan murid-murid yang dikasihi-Nya. Yaitu murid-murid yang mau tetap bersama dengan Yesus dalam segala penderitaan yang dialami oleh Yesus. Sebab ketika Yesus bercakap-cakap dengan murid-murid yang dikasihi-Nya, Yudas Iskariot sudah pergi meninggalkan Yesus untuk melakukan rencana jahat yang telah dibisikkan oleh Iblis kepadanya. Sekalipun Yudas Iskariot ini adalah salah seorang dari kedua belas murid, tetapi kepada Yudas Iskariot tidak diberitahu-kan tentang kemuliaan. Tetapi setelah Yudas Iskariot pergi meninggalkan Yesus, barulah Yesus dipermu-liakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Yudas Iskariot ini adalah menunjuk kepada kehidupan atau karakter orang sudah percaya kepada Yesus tetapi tidak memiliki ketergantungan dengan Yesus sebagai gurunya. Di samping murid Yesus, ternyata Yudas juga suka bersekutu dengan orang yang tidak - tidak mengasihi Tuhan. Sehingga tidak heran Yudas Iskariot ini rela menjual Yesus yang adalah gurunya sendiri kepada orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat orang Yahudi. Saudara-saudara, ketika Yesus berbincang-bincang dengan murid-murid yang dikasihi-Nya adalah ketika sedang dalam masa-masa yang sulit. Sebab pada pasal 18 Yesus sudah harus ditangkap dan akan memulai segala penderitaan yang harus dialami sampai kepada kematian-Nya di kayu salib. 

Karena itu Yesus memper-gunakan waktu-waktu yang singkat itu untuk menyam-paikan hal-hal yang harus dikerjakan oleh murid-murid yang dikasihi-Nya tersebut : - Yohanes psl 15 ketergantungan dengan Tuhan lewat firman-Nya - Yohanes psl 16 ketergantungan dengan Tuhan lewat kuasa Roh Kudus-Nya - Yohanes psl 17 ketergantungan dengan Tuhan dalam doa dan penyembahan Maka supaya kita memiliki ketergantungan dengan Tuhan Yesus sebagai Kepala dalam ketiga hal tersebut di atas, kita harus tetap terikat dengan Tuhan bagaikan ranting yang tetap melekat pada pokoknya. Dalam Yohanes 15 : 1 - 5 Yesus mengatakan bahwa Ia adalah pokok anggur yang benar, Bapa adalah pengusahanya dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Karena itu dalam perjalanan hidup gereja Tuhan yang semakin berat di akhir zaman ini kita harus tetap terikat dengan Yesus Kristus sebagai Kepala segala sesuatu. Sebab kalau kita tetap terikat kepada Yesus yang adalah Suami atau Kepala jemaat, maka Dia sebagai kepala sepenuhnya akan bertanggung jawab atas hidup kita. Dialah yang sanggup menanggung, yang sanggup membela dan memelihara hidup kita, Dialah yang sanggup memberi kekuatan dan keluputan dari segala mara bahaya. Ranting-ranting yang tetap melekat pada pokok akan dibersihkan supaya berbuah, lebih banyak berbuah, banyak berbuah dan supaya buahnya tetap. Tetapi sebaliknya Yohanes 15 : 6 setiap orang yang tidak tetap terikat kepada Yesus sebagai Kepala, ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, lalu dikumpulkan orang untuk dibakar di dalam api. Tetapi kalau kita tetap terikat dengan Tuhan, maka Yesus Kristus sebagai Kepala jemaat akan membentuk dan memper-siapkan kita sampai berhasil menjadi sidang mempelai perempuan Kristus menerima kemuliaan-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar